Kota Tasikmalaya, tasikzone.com- Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi Gerindra Viman Alfarizi Ramadhan adakan reses serap aspirasi masyarakat yang berada di wilayah Kawalu, kegiatan reses hari ini berada di bukit lestari, reses nya agak santai, jaga jarak ada prokes ada.
Hal ini disampaikan kepada awak media, seusai reses dilaksanakan yang dilaksanakan di Bukit Lestari Leuwiliang,Kecamatan Kawalu, kamis (4/3/2021).Turut hadir Anggota DPRD Kota Tasikmalaya Dapil IV Kawalu Mangkubumi Ridlwan Nurfaozan sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut.
Viman mengatakan Masyarakat disini menyampaikan beberapa aspirasi yakni tentang potensi pariwisata, tentang pengairan, dan anomali Kota Santri.
Yang pertama tentang potensi pariwisata jika di ujung sana ada karang resik yang berbatasan dengan ciamis, nah di kawalu ini ada bukit lestari yang bisa dikembangkan seperti di karang resik yang tentunya harus ada keberpihakan dari pihak-pihak yang memang berkepentingan yakni pemerintah kota dan pemerintah provinsi.
“Saya sendiri mendorong perkembangan bukit lestari ini karena disini ada lahan yang bisa dikembangkan untuk trek sepeda downhill, insyaallah nanti akan diberikan bantuan keuangan” ungkapnya
Untuk akses jalan disini pun Alhamdulillah sudah bagus karena yang paling utama dari tempat pariwisata itu adalah akses jalannya.
Selanjutnya, masyarakat juga menyampaikan aspirasinya kaitannya dengan masalah air disini, karena daerah di sekitar bukit lestari ini daerah pertanian yakni pesawahan yang bergantung pada air hujan serta sungai disekitarnya.
“Untuk permasalahan air saya rasa bukan hanya sumur bor atau artesis saja tapi harus dilihat secara holistik apa masalahnya mulai dari aliran sungai dari hulu ke hilirnya seperti apa.Karena bisa saja terjadi sedimen-sedimen disana hingga dilakukan normalisasi, Kebetulan kaitan dengan artesis dan normalisasi ada di bidang saya, nantinya akan dikaji dulu apa yang cocok untuk di wilayah bukit lestari ini.” Jelas Anggota DPRD Komisi IV ini.
Diakhir pembicaraan, masyarakat juga menyampaikan aspirasinya ada yang menanyakan bagaimana implementasi anomali Kota Santri di Kota Tasikmalaya, dimana Kota Santri ini belum menjadi Kota Santri seutuhnya sehingga anomali-anomali itu terjadi.
“Perda Tata Nilai sudah ada saya rasa Perda Tata Nilai ini perlu dikawal, dan Perda Tata Nilai ini bagus untuk menuju pintu Kota Santri namun, perlu pengawalan dan evaluasi” pungkasnya.(ibye)