Home / Opini / Takutkah Anda Hari Ini?
IMG-20180726-WA0011

Takutkah Anda Hari Ini?

Oleh : Rifyal Luthfi MR

Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman dan bisa dikatakan suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respon suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan dan kemarahan. Takut juga sebagai penjelmaan dari rasa kesakitan dalam qalbu dan terbakarnya hati dengan sebab tibanya sesuatu yang sama sekali tidak diinginkan pada waktu yang akan datang nanti. Mengetahui sebab-sebab yang tidak disenangi atau yang dibenci itulah yang menimbulkan rasa yang berkobar-kobar untuk terbakarnya hati tersebut serta merasakan kesakitannya yang amat pedih. Terbakarnya hati yang sedemikian inilah yang disebut takut.

Namun seberapa sering manusia merasa ketakutan dalam hidupnya? Takut kehilangan orang yang disayang, takut kehilangan pekerjaan, takut tidak dihargai orang lain, takut tidak mendapatkan jabatan, takut karena sesuatu mengancam anda, saat anda takut dengan kematian dan ketakutan yang lainnya.

Adapun takut kepada Allah itu adakalanya sebab sudah berma`rifat kepada Dzatnya Allah swt. Itu dengan sebenar-benarnya, serta berma`rifat pada sifat-sifat-Nya serta af`al-Nya. Ia mengerti bahwa sekiranya Allah Ta`ala hendak membinasakan seluruh makhluk sedunia ini, pasti tidak akan ada yang dapat menolaknya dan itupun tidak menyebabkan karugian sama sekali bagi DzatNya sendiri. Tetapi adakalanya juga timbulnya ketakutan itu sebab sudah amat banyaknya dosa yang dilakukan karena banyaknya kemaksiatan yang terus ditumpuk-tumpukan.

Namun demikian adakalanya pula dengan sebab adanya kedua hal di atas, yakni dengan kema`rifatan pada DzatNya dan karena banyaknya kemaksiatan, malahan ditambah pula dengan kesadarannya pada celanya diri sendiri. Betapa agungnya Tuhan dan bahwa Dia itu tidak sedikitpun membutuhkan apa-apa pada makhlukNya, tidak pula akan diminta pertanggung jawaban mengenai apa saja yang dilakukan oleh-Nya, sedang makhluk seluruhnyalah yang akan ditanya perihal amalannya masing-masing. Inilah yang dapat menimbulkan rasa takut dalam qalbunya itu. Sekedar apa yang diinsafi itulah besar kecilnya rasa takut yang dimiliki.

BACA JUGA   Peningkatan Jumlah Bencana Apa Akar Masalah dan Solusinya

Oleh sebab itu dapat diambil sebagai pedoman bahwa orang yang paling takut serta paling taqwa kepada Allah Ta`ala ialah orang yang paling mengetahui dan menginsafi keadaan dirinya dan juga keadaan Tuhannya.

Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda,” Akulah manusia yang paling takut kepada Allah di antara kamu semua ini.” (HR. Bukhari)
Firman Allah Swt. “ Hanyasanya yang takut benar-benar kepada Allah di antara seluruh hamba-hambaNya ini ialah para alim ulama ( yakni orang-orang yang menyadari keadaan dirinya dan keadaan Tuhannya itu) . (Qs. Fathir:28)

Apabila kema`rifatan di atas itu sudah sempurna, maka menimbulkan pula kehebatan rasa takut itu serta kesungguhan terbakarnya hati. Selanjutnya bekas dari terbakarnya itu meluaplah dari dalam hati lalu keluar, sehingga dapat kelihatan pada anggota lahirnya, juga dalam keadaan sifat-sifat serta langkah dan perbuatannya, ucapan dan percakapannya, dan lain-lain sebagainya. Beginilah jikalau ketaqwaan itu sudah meletus keluar. Pada badan tampaklah kekeringannya dan tangisnya. Dan pada anggota tubuhnya tercegah dari kemaksiatan dan sebagai gantinya tampak sekali ketaatannya, karena merasa teledor dengan apa yang sudah lalu dan berhasrat hendak mencari bekal untuk hari yang akan datang nanti, sedang dalam sifatnya adalah dengan memadamkan semua kesyahwatan yang tidak patut dan terlarang, menghindari segala macam kelezatan yang tidak semestinya. Artinya kemaksiatan yang pernah dicintai itu berubah menjadi hal yang sangat dibencinya.

Beruntunglah bagi orang yang sudah mempunyai rasa takut dan taqwa kepada Allah Ta`ala. Kini yang ada dalam hatinya ialah muraqabah (senantiasa menyelidiki kekurangan yang ada dalam dirinya dalam hal amal shalih) muhasabah (introsfeksi) dan mujahadah (giat beramal shalih).

Hasbunallah Wani`mal wakil

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *