Kota Tasikmalaya, tasikzone.com-Dunia Internasional kini tengah menghadapi Ujian Wabah Virus Covid 19, tidak Terkecuali di Indonesia Sudah Tercatat ada Ribuan orang menjadi Korban virus yang Berasal Dari Wuhan ini.
Upaya Pemerintah dalam pemutusan Mata rantai Virus Corona terus dilakukan, Pembatasan Sosial Bersekala Besar Dari Mulai Aktivitas Pendidikan, Ekonomi, Budaya dibatasi hingga Pemerintah mengeluarkan Kebijakan Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) Lebih dikenal dengan New Normal.
Upaya ini salah satunya agar Ekonomi di Indonesia tidak Lumpuh, Pemerintah Menekankan agar masyarakat bisa Hidup seperti Biasanya dengan Protokol Kesehatan seperti Menggunakan Masker, Mencuci Tangan, Memakai Handsanitizer Dan yang lainya.
Tasikzone.com berkesempatan Berbincang dengan Salah Satu Akademisi di Kota Tasikmalaya yaitu Dr., Rifyal Lutfi MR.,M.Pdi. pada Program terbaru Tasikzone.com dengan nama Bincang Santai (Bisa) mengambil tema Sosial Distancing Diera New Normal Dalam Persefektif Tasawuf.
Menurut Ketua Prodi PAI Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tasikmalaya sekaligus ketua Ikatan Alumni MAN 2 Kota Tasikmalaya bahwa pada tatanan new normal ini yang harus dilakukan dan tentunya sesuai dengan protokol kesehatan yakni Salah satunya adalah Cuci Tangan. Namun tidak hanya itu saja, dalam konsep tasawuf berwudhu adalah cara yang terbaik untuk menghindari segala macam virus, termasuk virus hati seperti ujub, iri, riya’, sombong dan yg lainnya.
“Kita yang akan solat dan baca Al-Quraan saja harus berwudu, maka dengan berwudu Kita menjadi pribadi yang suci dan bisa dekat dengan yang Maha Suci Allah swt, dengan kata lain jika kita dekat dengan yang Maha Suci maka kita akan terhindar dari segala bentuk penyakit ataupun virus”Pungkasnya.
Disampaikan pula bahwa selain mewajibkan bermasker, maka harus tahu makna masker itu apa?. bahwa dalam sudut pandang tasawuf bahwa bermasker itu bukan hanya untuk menghindari virus ataupun menularkannya. Namun hakikatnya masker itu adalah ibroh atau pelajaran bagi kita.
“agar kita untuk senantiasa menjaga lisan agar tidak banyak berbicara yang tidak ada manfaatnya apalagi sampai menyakiti hati orang lain, mencaci maki, menggibah dan sebagainya. Kalaupun harus berbicara maka berkatalah yang baik atau diam” tuturnya
Kemudian dalam menghadapi Virus ini kita di latih untuk senantiasa babar dalam menghadapi tatanan era new normal ini. Namun bukan konotasinya diam, tapi sabar disini adalah diikuti dengan berikhtiar yang maksimal. Dalam konsep yang beliau paparkan yakni konsep IKHTIAR IMAN MAKSIMAL (IIM) “Selanjutnya berdoa dan bertawakal kepada Alloh swt. agar terhindar dari segala bentuk wabah, penyakit atau virus yang merusak”Ungkapnya.
Salah satu anjuran di Era New Normal ini pula kita diharuskan mengganti pakaian ketika sudah keluar rumah. Dalam tatanan kesehatan itu baik bagi tubuh kasasi. Namun dalam konsep tasawuf bukan hanya itu saja, tetapi mengganti pakai itu diartikan bahwa kita mesti mengganti perangai atau akhlak kita dari yang buruk menjadi baik, dari yg baik menjadi lebih baik. itulah keberkahan yakni bertambah tambah kebaikan.
Dari dalam hati berprasangka baiklah kepada Alloh Swt untuk ketenangan jiwa, karena segala sesuatu yang Allah ciptakan pasti ada kemanfaatan dan ada hikmah dibalik semuanya.
“Terakhir kemuliaaan manusia itu dilihat dari seberapa besar dia bermanfaat bagi yang lainnya, baik itu dengan sesama manusia tumbuhan ataupun hewan. Oleh kerena itu berbuat baiklah kepada semuanya, bersodaqohlah untuk mereka sehingga kan menjadi wasilah terhindarnya diri kita dari berbagai macam penyakit atau virus, Wallahu ‘alam bishowab. Hasbunallah wanimal wakil”Pungkasnya Mengakhiri Pembicaraan. (rian)