Oleh Rifyal Luthfi MR.
Ujian merupakan cara terbatas untuk mengukur kemampuan seseorang. Ujian dapat mendorong seseorang dalam kegiatan pembelajaran baik itu secara wawasan atau pun pengetahuan lainnya. Ujian juga merupakan sesuatu yang dipakai untuk menguji mutu sesuatu baik kepandaian, kemampuan, maupun hasil belajar. Dalam konteks akademis atau profesional, ujian adalah tes yang bertujuan untuk menentukan kemampuan seorang mahasiswa.
Dalam persfektif lain ujian juga bisa dikatakan dengan cobaan.
Namun dalam hal ini ujian yang dimaksud penulis adalah ujian dalam menghadapi kehidupan di muka bumi ini. Jika kita menelaah setiap ayat dalam Alquran maka segala sesuatu yang ada di bumi ini telah diatur oleh Allah ta`ala dan dijelaskan dalam Alquran. Begitu juga tentang ujian dan cobaan yang merupakan salah satu permasalahan yang ada di bumi ini. Allah telah menjelaskannya dalam Alquran surat Al-Ankabut: 2-3:“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
Bahkan kita sering mengatakan bahwa ujian dan cobaan merupakan teman yang mengiringi kita dalam memberi suasana yang beragam dalam hidup ini. Artinya ujian itu adalah sebuah seni dalam kehidupan baik ujian berupa kesenangan maupun ujian berupa ketidak senangan dan kesempitan.
Allah ta`ala memberikan ujian dan cobaan kepada kita tentunya bukan hanya sekedar ujian, namun akan memberikan tujuan dan hikmah yang sangat luar biasa bagi kita. Salah satu tujuan yang paling jelas adalah untuk menguji keimanan kita kepada-Nya.
Seperti yang sering kita lihat di masyarakat, begitu banyak ujian dan cobaan yang menimpa pada setiap manusia hanya kadarnya yang berbeda satu sama lain. Ujian dengan pangkat dan jabatan, ujian dengan tahta dan wanita, ujian melalui anak dan istri, ujian di kantor, di perusahaan, di pabrik bahkan ujian dari dalam diri sendiri.
Banyak orang yang tidak sadar akan sebuah ujian tersebut dan tidak tahu akan jenisnya ujian, tujuan dari ujian, serta hikmah dari berbagai ujian tersebut. Yang akhirnya, dia salah dalam mensikapi berbagai ujian tersebut sesuai dengan yang diharapkan islam.
Saat ia diberi kenikmatan seakan-akan ia adalah limpahan karunia dari Allah Ta’ala. Ia gunakan kenikmatan tersebut untuk berfoya-foya dan kemaksiatan. Kesehatannya tidak digunakannya untuk ketaatan dan beribadah pada penciptanya. Sedangkan harta yang ia miliki dibelanjakan untuk kemaksiatan dan hal-hal yang kurang begitu berguna. Dan saat ia tertimpa musibah pada dirinya dan disempitkan hartanya, seakan-akan Allah Ta’ala sedang menghinakannya. Allah Ta’ala sedang marah terhadapnya.
Namun tentunya Allah juga memberi solusi dalam menyikapi masalah ujian dan cobaan yang menimpa diri kita tersebut. Salah satunya adalah dengan meyakini dan dijadikannya sebuah do`a, yakni Alquran surat Al-Baqarah: 286: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.
Ingatlah dunia ini seperti kampus tempat orang berdebat, tetapi pada akhirnya berujung pada satu ruangan, yaitu ruang ujian, yang mesti mempertanggungjawabkan segala sesuatunya selama menjalani proses pendidikan. Banyak manusia yang justru diuji dengan cobaan malah membuat keimanannya menjadi lemah, tapi ada juga yang diberi cobaan dan membuat dirinya semakin tinggi keimanannya kepada Allah ta`ala.
Hasbunallah wani`mal wakil