Oleh : APEP RISMAN S.Kesos
(Peksos Supervisor PKH Kabupaten Tasikmalaya)
Kondisi harga bahan pokok yang kian hari kian melambung tinggi semakin membuat para orang tua resah. Keadaan ini tentu berbanding terbalik dengan keinginan orang tua untuk memberikan gizi terbaik bagi anak-anaknya agar mereka dapat belajar optimal dan meraih prestasi di kemudian hari. Harga yang terus menerus naik ini membuat para ibu terpaksa untuk mengganti bahan makanan yang penuh gizi dengan bahan makanan yang mengenyangkan meskipun hanya mampu memenuhi sebagian persen dari kecukupan gizi.
Kondisi demikian sangat dirasakan oleh para peserta Program Keluarga Harapan di Kabupaten Tasikmalaya. Fenomena ini terjadi karena masyarakat hanya bergantung pada pasar tempat mereka membeli kebutuhan pokok. Padahal jika melihat karakteristik warga yang mempunyai lahan cukup besar, terdapat potensi yang bisa diberdayakan dari lahan yang ada di sekitar rumah untuk menanam beberapa tanaman yang dapat digunakan untuk dipakai menjadi bahan masakan.
Berawal dari kegiatan P2K2 (Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga) yang dilakukan oleh Pendamping sosial di Kecamatan Cisayong dan Karangjaya. Pendamping dalam kegiatan ini menyampaikan topik tentang kesehatan dan gizi kepada para peserta PKH disana. Respon cukup positif ditunjukan oleh para peserta, mengingat kebutuhan gizi bagi kesehatan anak-anaknya dinilai penting untuk kebutuhan tumbuh kembang kedepannya. Selain itu, ketersediaan lahan pekarangan yang dimiliki oleh para KPM juga cukup luas dan banyak, sehigga cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai lahan yang produktif.
Program untuk memberdayakan lahan pekarangan rumah kemudian mulai diinisiasi oleh Supervisor kordinator kabupaten dan para pendamping di Kabupaten Tasikmalaya pada bulan Februari 2018 dengan nama program ‘Rumah Pangan Mandiri. Parameter keberhasilan dari program ini adalah adanya perubahan sikap dan perilaku KPM dari yang tadinya “beli” menjadi “Panen” atau dalam ungkapan lain “Bulan ini KPM beli sayuran, bulan depan KPM Petik Sayuran, bahkan Jual Sayuran”.
Program ini telah mulai berjalan dan sedang dilaksanakan di Kecamatan Sukaraja, Salopa, Cineam dan Gunungtanjung bersama para pendamping di wilayah tersebut. Program yang berfokus pada pemanfaatan lahan sekitar rumah ini di manfaatkan untuk menanam sayur mayur atau tanaman apotek hidup. Sampai saat ini, tanaman-tanaman yang sudah berhasil ditanam diantaranya ialah bayam, sawi, tomat, cabe, kangkung, daun bawang dan sayur-mayur lainnya yang memang akrab dalam masakan khas Indonesia
Meskipun konsepnya sederhana dan bisa dipraktekkan oleh siapa saja, program ini bukan tidak mungkin dapat menjadi program unggulan pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi masyarakat serta mengembalikan kemandirian masyarakat untuk mengelola potensi yang ada di lingkungannya. Tantangan program ini kedepannya adalah membuat para KPM tetap konsisten menanam dan memanfaatkan pekarangannya untuk hal yang produktif, sehingga gerakan pemberdayaan ini tetap berkembang dan menjadi nilai ekonomis tersendiri ketika pengelolaanya berubah menjadi bisnis produk pangan masyarakat.
Dengan kemandirian untuk mengelola jenis bahan makanan yang ditanam sendiri di pekarangan, masyarakat punya kontrol lebih banyak untuk mengatur kuantitas dan kualitas dari tanaman itu sendiri. Selain itu, dengan modal keuletan dan kemauan untuk belajar dan mengenal tentang tanam-menanam, program ini juga berpotensi menjadi lahan bisnis bagi masyarakat yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga dan masyarakat sekitar.
Dampak dari berjalannya program ini juga sudah mulai dirasakan KPM, diantaranya dengan adanya yang sudah memanen hasil tanamanya dan memenuhi beberapa masyarakat yang berminat membeli sayuran hasil tanam mereka. Pada periode ke dua sekarang masyarakat sudah sangat semangat mengelola dan memanfaatkan potensi pekarangan mereka, karena pada periode pertama tanam mereka sudah merasakan langsung manfaatnya baik secara penenuhan kebutuhan pribadi ataupun nilai ekonomis hasil dari penjualan produk sayuran yang mereka tanam.
Gerakan pemberdayaan KPM melalui program “Rumah Pangan Mandiri ini akan terus di replikasi di beberapa kecamatan yang memiliki potensi alam dan SDM yang sama. Semoga konsep sederhana ini dapat terus meningkatkan kemandirian pangan para KPM dan peningkatan taraf ekonomi KPM melalui penjualan/bisnis produk-produk pertanian yang mereka hasilkan dari pekarangan mereka sendiri. Hal tersebut tidaklah berlebihan karena prosfek kedepan kebutuhan akan produk-produk pertanian akan terus ada dan ini menjadi peluang bisnis yang terbuka buat KPM untuk mencukupi kebutuahan pasar dari para peminat produk pertanian ini.