Tasikmalaya, Tasikzone.com – Sebanyak 60 orang anak thalassemia dari Kota Tasikmalaya dan Kabupaten garut berkumpul di kolam renang Tee Jay Asia Plaza, Kamis (15/11/2016).
Hadir pula dalam kesempatan tersebut istri dari calon Walikota Tasikmalaya, Rani Permata atau yang lebih akrab di kenal Rani Dicky Chandra.
Wine Sobarlina SE ,Ketua Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassemia Indonesia (POPTI), menerangkan bahwa di wilayah Kota dan Kabupaten Tasikmalaya anak yang menderita penyakit tersebut berjumlah 210 orang, diantaranya 67 untuk wilayah kota dan 143 anak di kabupaten yang terdaftar.
“Dari tahun 2013 jumlah penderita dikota dan kabupaten 134 orang anak, kenaikan sampai tahun ini lebih meningkat hampir 74 %”katanya.
Penyebab semakin meningkatnya penderita tersebut, sambung dia, karena terjadi banyaknya perkawinan sesama pengidap penyakit yang sama. Namun walaupun demikian, dirinya kini terus berupaya supaya penyakit tersebut bisa berkurang “untuk menekan angka supaya penderita lebih berkurang, kita sedang gencar-gencarnya bersosialisasi kepada masyarakat”ujarnya menjelaskan.
Selain itu, ia menambahkan, bahwa perlu adanya kepekaan dari pemerintah daerah setempat. Untuk itu ia meminta agar pemerintah bisa berjalan bersama-sama menangani persoalan tesebut.
“Kalau tiga tahun yang lalu memang suka ada bantuan dari pemerintah, tapi sesudah itu tidak ada lagi. Bantuan yang rutin tiap bulan dari Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI), Rumah Sakit Prasetya Bunda dan komunitas pengajian.”bebernya.
Ia pun mengeluhkan, tentang kesedian darah yang kurang, pasalnya anak yang terkena penyakit tersebut, untuk keberlangsungan hidupnya itu berasal dari darah. “Bisa di bayangkan setiap anak kecil saja satu harinya itu 2 labu, tinggal di kalikan saja dengan jumlah anak. Berapa jumlah labu yang kita butuhkan untuk satu hari”terangnya.
Sementara itu, Rani Permata mengusulkan, agar pemerintah dapat membentuk Kelompok Donor Darah (KDD) di tiap Kecamatan, agar setiap warga yang akan mendonorkan darahnya tidak merasa kesulitan dan jarakpun jelas tidak terlalu jauh.
“Sebagai jalan untuk solusi, agar penderita minimalnya bisa berkurang dan yang paling penting dinas atau birokrat harus lebih mengerti dan lebih paham apa itu thalassemia”tandasnya. (doel)