Penulis : Rifyal Luthfi MR
Bismillah……….Kebersihan pakaian menggambarkan kebersihan jiwa pemakainya.
Sehubungan dengan hal ini ada ungkapan lembut yang mengandung pesan yang mulia diutarakan oleh salah seorang yang bijak, yaitu:” Pakaian yang kotor menggambarkan keseluruhan jiwa
pemakainya”.
Memang banyak orang sering mengalami kekeruhan pada jiwa dan pikirannya disebabkan pakaiannya kotor, penampilannya yang lusuh, perpustakaannya acak-acakan penuh dengan kertas sampah, atau janjinya yang mengaret dan program hariannya kacau, padahal semesta alam ini dibangun berdasarkan tatanan yang rapi. Untuk itu, orang yang mengenal hakikat Agama Islam, niscaya akan meyakini bahwa ia datang untuk menata kehidupan hamba Allah dan mengatur urusannya, baik yang kecil maupun yang besar, yang banyak maupun yang sedikit, karena segala sesuatu telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang rapi di sisi-Nya.
Dalam sebuah hadits disebutkan: “Sesungguhnya Allah Maha bersih, karena itu, Dia menyukai Kebersihan”
(HR. Imam Tirmidzi).
Dalam hadits Shahih disebutkan : “Sesungguhnya Allah Maha indah, karena itu, Dia menyukai keindahan” (HR. Imam Muslim)
Langkah pertama untuk meraih keindahan penampilan adalah memperhatikan mandi. Sabda Nabi: ”Sudah selayaknya bagi seorang muslim mandi satu kali setiap minggu dengan membersihkan kepala dan seluruh tubuhnya” (HR. Imam Bukhari).
Mandi sekali setiap minggu merupakan ukuran paling minim. Dahulu sebagian orang-orang shalih mandi sekali setiap harinya sebagaimana yang dilakukan oleh Utsman bin Affan ra. Hal lainnya adalah memperhatikan pekerti yang dianjurkan oleh Agama, seperti
membiarkan dan merapikan jenggot, mencukur kumis, memotong kuku, mencukur bulu lebihan yang ada di tubuh, bersiwak, memakai wewangian, membersihkan sela-sela gigi, membersihkan
pakaian, dan memperhatikan kerapian penampilan.
Pekerti ini termasuk hal-hal yang dapat melegakan dada dan melapangkan pikiran. Hal lainnya lagi yang perlu diperhatikan ialah mengatur jadwal janji yang dicatat di dalam buku kecil dan mengatur waktu untuk melakukan kegiatan, waktu untuk membaca, waktu untuk ibadah, waktu untuk belajar, dan waktu untuk istirahat.
Saudaraku perlu kita ketahui bersama, bahwa di dalam gedung perpustakaan milik markas besar PBB terdapat sebuah papan yang bertuliskan:” semesta alam ini dibangun berdasarkan tatanan
yang rapi.” Ini memang benar, karena dalam syariat samawi terkandung seruan untuk disiplin, rapi, dan tertib.
Allah swt. pun telah menyebutkan bahwa alam ini diciptakan bukan secara sia-sia dan bukan pula dengan main-main, melainkan berdasarkan qadha`dan qadar, dan bahwasannya ia diciptakan dengan tertib dan berdasarkan perhitungan yang cermat.
Prof. Ahmad Sanusi seorang Ilmuan dan Guru Besar Universitas Islam Nusantara menyampaikan sebuah konsep sistem nilai yang salah satunya adalah nilai estetik yaitu meliputi keserasian, menarik, manis, keindahan, cinta kasih. Allah menciptakan alam bukan hanya bermanfaat tetapi ada keserasian serta keindahan dan keteraturan. Hal ini senada dengan Hadist Nabi tentang keindahan, yaitu Ibnu Mas`ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda “ Tidak
akan masuk sorga yang di dalam hatinya ada sebiji sawi dari kesombongan,” ada seorang yang bertanya,”sesungguhnya jika ada seseorang yang senang memakai baju baik dan sandal baik
(apakah itu termasuk kesombongan?), Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah itu indah, mencintai keindahan, kesombongan adalah menolak kebenaran dan membenci manusia” (HR.
Muslim)
Selanjutnya sebagai salah satu pekerti penghias batin kita adalah sabar, yaitu mereka yang menghadapi berbagai kesulitan, musibah, cercaan, bahkan pendholiman dengan hati yang lapang,
penuh percaya diri, dan pantang menyerah. Jika kita tidak dapat bersabar, baik saya maupun saudara, lalu apa yang akan kita lakukan? Dan apa yang akan menghiasi batin kita?
Apakah kita mempunyai solusi, selain bersabar? Adakah selain bersabar yang saudara ketahui sebagai perisai menghadapi berbagai persoalan hidup? Maka bersabarlah! Akan tetapi, ketahuilah kita tidak akan dapat bersabar, kecuali atas pertolongan Allah. Bersabarlah sebagaimana kesabaran orang yang percaya akan datangnya pertolongan Allah, meyakini kesudahannya yang baik, mencari pahala, dan mengharapkan dosa
Firman Allah swt.“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya” (Qs. Al Baqoroh:45)
Bersabarlah, meskipun berbagai kesulitan membayangi kehidupan kita dan jalan yang ada di hadapan kita tidak dapat ditempuh karena kegelapan. Sesungguhnya pertolongan akan datang.
setelah kesabaran; kelapangan akan datang setelah kesempitan dan kemudahan akan datang setelah kesulitan. Sehingga setelah datang kepada kita pertolongan, kelapangan dan kemudahan, wajiblah
bagi kita untuk bersyukur atas karunia-Nya. Maka syukur juga merupakan bagian penghias batin kita.
Hasbunallah Wani`mal Wakil