Kota Tasikmalaya, tasikzone.com- Pengrajin tikar mendong nyaris sudah jarang terdengar gaungnya di pasaran, apalagi di tahun 2020 ini semuanya sudah berbasis teknologi digital untuk proses produksinya.
Tikar yang terbuat dari mendong ini ternyata hari ini masih ada beberapa UMKM yang menggantungkan hidupnya dengan bertahan memproduksi tikar ini. Dengan bantuan permodalan dari CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III.
Salah satunya Pepen pengrajin tikar mendong menuturkan dirinya hari ini meneruskan apa yang sudah menjadi warisan orang tuanya yang sudah menggarap usaha membuat tikar mendong semenjak tahun 1970an.
“Bapak saya sejak 1970-an sudah menggarap usaha ini, yang menjadi alasan bertahan di tikar mendong ini karena tidak pernah ketinggalan motif. Beda dengan pakaian itu ada musiman,” kata Pepen kepada tasikzone.com saat ditemui di rumahnya JI Pagergunung, Kelurahan Singkup , Kecamatan Purbaratu, Rabu (16/9/2020).
Pepen pun menyampaikan hambatan yang dihadapi hari ini ketika musim kemarau datang akan berpengaruh terhadap bahan baku yang sulit didapatkan, sedangkan pemesanan tikar tidak bisa terprediksi, dan hambatan yang lain yakni permodalan harus banyak.
“Ada dua hambatan yang dihadapi oleh pengrajin bahan baku dan permodalan karena untuk bahan baku tergantung musim hujan atau musim kemarau, sedangkan untuk permodalan namanya usaha kan ada ramai ada sepi jadi harus siap ketika sepi barang harus simpan banyak jadi harus siap modalnya, ” jelas pemilik usaha Tikar Mendong Mandiri Jaya ini.
Namun Pepen, menjelaskan alhamdulillah hambatan di permodalan sudah mendapatkan dari Program PT Pertamina (Persero) MOR III semenjak tahun 2007.
“Alhamdulillah semenjak tahun 2007 mendapat dukungan permodalan dari Pertamina sampai hari ini produksi mendong dengan tujuan untuk menjaga warisan orang tua produksi tikar mendong tradisional ini,” ujarnya.
Selanjutnya, dirinya pernah mengikuti pelatihan- pelatihan dari Pertamina dan pernah juga tikar mendong miliknya dipamerkan dalam pameran yang diselenggarakan oleh Pertamina.
“Pertamina sendiri dulu pernah mengadakan pelatihan-pelatihan dan juga tikar mendong yang saya buat pernah dipamerkan dalam pameran yang diselenggarakan oleh Pertamina, saya pun berharap untuk bantuan permodalan agar bisa membantu masyarakat kecil dan UMKM jangan sampai terhenti,” harapnya.
Sementara itu, Eko Kristiawan, Unit Manager Communication, Relation & CSR Pertamina MOR III menjelaskan kegiatan CSR dilakukan prioritas untuk sekitar wilayah operasi Pertamina dengan diawali dengan pemetaan sosial untuk melihat potensi dan masalah yang ada dalam masyarakat.
“Program CSR pada dasarnya adalah upaya Pertamina membantu pemerintah untuk memberdayakan masyarakat sesuai kebutuhan, ” ujarnya.
Lanjut Eko, Pertamina memberi dukungan terhadap UMKM melalui Program Kemitraan (PK) untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah. Program kemitraan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial Pertamina dalam mendorong kemandirian masyarakat, khususnya UMKM yang ingin mengembangkan usahanya.
“Program pengembangan pelaku UMKM yang diberikan Pertamina meliputi pinjaman modal usaha, pemberian pelatihan, pendampingan sertifikasi, serta akses pemasaran seperti bazaar dan pameran berskala national maupun inernasional. Di masa pandemi, Pertamina jugamembantu UMKM agar melek digital dengan mendorong pemasaran produk-produk mitra binaan melalui pameran atau marketplace virtual,” jelasnya.
Dirinyapun mempunyai harapan besar ketika UMKM mendapatkan bantuan dari Pertamina adalah masyarakat menjadi mandiri dan sejahtera, kedepannya program CSR akan tetap bergulir termasuk Program Kemitraan. (ibye)