Penulis Oleh : Rifyal Luthfi MR
Bismillah… Saudaraku, ketahuilah bahwa sesudah lapar pasti ada kenyang; sesudah dahaga pasti ada segar; sesudah melek pasti ada tidur; sesudah sakit pasti ada sembuh; orang yang tidak hadir pasti akan datang; orang yang sesat jalan pasti akan mendapat petunjuk; penderitaan pasti akan berakhir; dan kegelapan pasti akan lenyap. “Allah pasti akan mendatangkan kemenangan atau mengadakan keputusan yang lain dari sisi-Nya.” (Qs. Al-Maidah : 52)
Bersama tangisan pasti akan ada senyuman; bersama ketakutan pasti akan ada keamanan; dan bersama kegelisahan pasti akan ada ketenangan.
Laut tidak akan menenggelamkan Nabi Musa dan api tidak dapat membakar Nabi Ibrahim kesayangan Allah, karena penjagaan rabbani telahmembukakan jendela yang mengalirkan kesejukan dan keselamatan baginya. Dan ketika Nabi Muhammad saw. berada di dalam gua persembunyiannya, beliau menghibur hati sahabatnya (Abu Bakar) bawa Allah sematalah yang bersama mereka berdua, lalu turunlah rasa aman, pertolongan, dan ketenangan. Rasulullah saw. diusir dari Makkah, dan ternyata di Madinah beliau dapat mendirikan sebuah negeri yang memenuhi lembaran sejarah keberhasilan dan kecemerlangannya. Ahmad bin Hambal dipenjara dan dihukum cambuk, sesudah itu jadilah Ia pemimpin ulama sunnah. Ibnu Taimiyah di penjara, maka keluarlah dari tahanannya karya ilmiahnya yang berlimpah.
As-Sarkhasi disekap di dasar sumur yang tidak dipakai lagi, maka dia dapat menulis dua puluh jilid buku dalam ilmu fiqih. Artinya Jika kita melihat padang sahara terbentang luas, ketahuilah bahwa dibalik itu terdapat taman-taman hijau lagi sangat teduh naungannya.
Dan jika kita terbentur suatu musibah, lihatlah sisi cerahnya. Marilah kita beradaptasi dengan lingkungan kita yang keras, dan insyaAllah dengan hal tersebut kita bisa terlatih untuk bisa menjadikannya sebagai wasilah memperbaiki kehidupan kita. Janganlah kita bersempit dada, karena mustahil suatu keadaan yang menyengsarakan terus-menerus tanpa ada perubahan. Ibadah yang utama adalah menunggu datangnya kemudahan dan mengusir kesulitan. Hari-hari itu silih berganti; roda masa akan terus berputar; malam-malam hari terus bergulir. Maka gembirakalah orang yang dirundung kesusahan dengan kemudahan. Gembirakanlah orang yang tertimpa bencana dengan datangnya kelembutan (pertolongan) yang tersembunyi dan uluran tangan yang penuh kasih sayang dari kita. Firman Allah: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Qs. Al Insyiroh: 5)
Ibnu Rajab telah mengisyaratkan hal ini. Beliau berkata, “Jika kesempitan itu semakin terasa sulit dan semakin berat, maka seorang hamba akan menjadi putus asa dan demikianlah keadaan makhluk yang tidak bisa keluar dari kesulitan. Akhirnya, ia pun menggantungkan hatinya pada Allah semata. Inilah hakekat tawakkal pada-Nya. Tawakkal inilah yang menjadi sebab terbesar keluar dari kesempitan yang ada. Karena Allah sendiri telah berjanji akan mencukupi orang yang bertawakkal pada-Nya. Firman Allah swt.:”Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (Qs. Ath Tholaq:3).
Inilah rahasia yang sebagian kita mungkin belum mengetahuinya. Jadi intinya, tawakkallah yang menjadi sebab terbesar seseorang keluar dari kesulitan dan kesempitan.
Sudah menjadi keharusan juga bagi kita semua, diri saya dan saudara, untuk selalu menyeru-Nya, mengingat-Nya, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, dalam keadaan senang maupun susah, dalam keadaan disayangi maupun didzalimi. Kita harus bersegera mencurahkan semua kepada-Nya saat menghadapi berbagai bencana, memohon pertolongan kepada-Nya saat mengalami berbagai kesulitan, dan merebahkan diri kita ke haribaan pintu rahmat-Nya seraya memohon, menangis, merendahkan diri, dan bertobat kapada-Nya. Nikmatilah kesulitan dengan terus bersandar kepada-Nya dan memohon petunjuk serta hidayah dari-Nya InsyaAllah pada saat itu pertolongan-Nya akan datang menjemput kita serta kemudahan dan jalan keluar akan segera tiba dari sisi-Nya.
Hasbunallah Wani`mal Wakil