Kota Tasikmalaya, tasikzone.com- Anggota MPR-RI Muhammad Husein Fadlulloh gencar lakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika bersama Tokoh Pemuda Kota Tasikmalaya, sabtu (29/7/2023)
M. Husein Fadlulloh mengatakan Pancasila merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya, hal itu manifestasi nilai-nilai luhur yang digali Bung Karno dari akar budaya bangsa yang mencakup seluruh kebutuhan dan hak-hak dasar manusia secara universal.
Sehingga, Kata M. Husein, hal ini dapat dijadikan landasan dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang majemuk baik dari segi agama, etnis, ras, bahasa, golongan dan kepentingan.
“Sudah selayaknya, bangsa Indonesia mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan cita-cita bangsa” Kata M. Husein
Sebagai ideologi,lanjutnya, nilai-nilai Pancasila sudah menjadi budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi saat ini nilai-nilai luhur pancasila diindikasikan mulai dilupakan masyarakat Indonesia.Sendi-sendi kehidupan di masyarakat sudah banyak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
Secara substantif, kelima sila itu memiliki tujuan menciptakan kehidupan yang harmonis bagi setiap komponen masyarakat Indonesia. Sebagai ideologi negara, Pancasila sebenarnya sudah mengatur prinsip-prinsip tata kehidupan masyarakat Indonesia, berupa nilai-nilai luhur budaya bangsa yang dapat dijadikan pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mencapai kemajuan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Karena itu mestinya senantiasa menjadi acuan digunakan sebagai pedoman tingkah laku bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Namun di era ini banyak tindakan penyimpangan-penyimpangan dari nilai-nilai luhur Pancasila. Bentuk penyimpangan tersebut merupakan bentuk pertentangan dengan ajaran yang terkandung di dalam Pancasila. Permasalahan serius yang sedang dihadapi bangsa ini, adalah substansi nilai-nilai kepancasilaan, tidak lagi tercermin dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, khusunya di kalangan pelajar.
Pancasila yang seharusnya memberikan cara mengembangkan sikap di tengah pergaulan sosial sehari-hari, justru kini dianggap tidak penting.
Tak lebih dari sekadar mata pelajaran wajib di sekolah.Gempuran arus modernisasi dan globalisasi telah mempengaruhi kehidupan sehari-hari para masyarakat. Beragam kegiatan negatif, seperti pergaulan bebas, tawuran, narkoba, dan lain-lain pun erat dengan mereka.
Berbagai macam perilaku menyimpang tersebut didukung oleh sebuah faktor, yaitu rendahnya pemahaman akan nilai Pancasila pada diri mereka. Hal tersebut menjadi acuan bahwa nilai kepancasilaan mulai luntur di kalangan masyarakat. Sebagai contoh pada kasus tawuran, jika dicermati, jelas sangat bertolak belakang dengan Pancasila.
“Karena pada hakekatnya Pancaila merupakan alat pemersatu bangsa, dan aksi tawuran justru bertolak belakang dengan hal tersebut. Jika dibiarkan berlarut-larut, persoalan seperti ini tidak akan pernah terselesaikan, dan terus menjadi catatan buruk bangsa ini.” Tegas M. Husein.
Masyarakat yang seharusnya mengamalkan Pancasila justru melakukan kegiatan yang bertolak belakang dengan nilai yang ada di dalamnya.
“Langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengatasi problematika ini, adalah dengan melakukan revitalisasi Pancasila dikalangan pelajar itu sendiri” pungkasnya.(***)