Home / Politik & Hukum / Kompak, Diduga Beberapa Desa Di Cigalontang Lakukan Pungli Dalam Penyaluran Beras Bansos
IMG-20240206-WA0056

Kompak, Diduga Beberapa Desa Di Cigalontang Lakukan Pungli Dalam Penyaluran Beras Bansos

Kabupaten Tasikmalaya, tasikzone.com – Diduga beberapa desa diwilayah Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya melakukan Pungutan Liar (Pungli) dalam penyaluran Bantuan Beras untuk Bulan Januari 2024.

Diduga pungli tersebut untuk digunakan dengan alasan biaya transportasi, ada juga yang infaq dan sedekah atau pun yang lain nya. Berdasarkan informasi dilapangan, dugaan pungutan tersebut bervariatif, ada yang se-ikhlas nya dan ada juga yang dipatok.

Dari 16 desa di Kecamatan Cigalontang, diduga ada 4 desa yang melakukan pungli tersebut. Diantara nya, Desa Nangtang, Desa Lengkongjaya, Desa Tanjungkarang dan Desa Pusparaja. Namun tidak menutup kemungkinan masih ada desa yang diduga melakukan pungli selain desa tersebut.

Saat dikonfirmasi kepada salah satu Kepala Desa Tanjungkarang Lalan mengatakan, menurutnya itu bukan pungutan melainkan untuk biaya transportasi perjalanan untuk mengantarkan beras kepada penerima manfaat.

“Nya upami wilayah nya jauh musim hujan kan henteu ku ojeg janten ku mobil kendaraana. Teu aya pungutan, itu mah biaya transportasi,” Kata Lalan saat dikonfirmasi via telepon, Selasa (6/02/2024).

BACA JUGA   Lewati Sungai Dengan Ojek Palang Perjuangan Petugas Gabungan Hantarkan Logistik Menuju TPS Terpencil

Namun pada saat ditanya mengenai berapa besaran uang transportasi yang dibebankan kepada masyarakat di Desa Tanjungkarang dan diwawancarai lebih lanjut, Lalan mengatakan itu harus menanyakan kepada RT atau ke Kepala Dusun setempat atau kepada Sekretaris Desa.

“Duka nya eta mah kedah ka RT, ka punduh-punduh taros keuna. Cobi we ditaros ka sekdes,” Lanjut Lalan.

Sementara, Kepala Desa Pusparaja Ajo mengatakan, Ia belum mengetahui dengan adanya kejadian tersebut dikarenakan sedang berada diluar kota.

“Jawaban akang can apal, sabab akang tikamari dijakarta kudu klarifikasi heula abina (ke desa). Abi can apal urusan eta, tidak ada laporan deuih dari siapa yang memungut,” Ungkap Ajo saat dikonfirmasi melalui Whatsapp.

Kemudian, pada saat dikonfirmasi kepada perangkat Desa Nangtang, kami mendapatkan jawaban yang sama seperti dari jawaban pihak Desa Tanjungkarang, alasan nya untuk biaya transportasi. (Deden)

About redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *