Home / Politik & Hukum / Kasus Perundungan Yang Sempat Viral Di Tasikmalaya Selesai Dengan Diversi
IMG_20241009_070413

Kasus Perundungan Yang Sempat Viral Di Tasikmalaya Selesai Dengan Diversi

Kabupaten Tasikmalaya, tasikzone.com –
Viral video perundungan fisik yang berakhir dengan laporan polisi, kini polres Tasikmalaya menemukan fakta baru. Sebelumnya Unit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya memeriksa para korban, terduga pelaku serta pihak sekolah.

Fakta baru ini ditemukan dibalik video viral perundungan fisik tersebut di latarbelakangi keinginan untuk membentuk organisasi PKS (Petugas Keamanan Sekolah) yang belum ada di sekolah tersebut.

Seperti disampaikan AKP Ridwan Budiarta, Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, kepada wartawan, Selasa (08/10/2024) di Ruang Kerjanya.

“Latarbelakangnya anak anak ingin ada organisasi Petugas Keamanan Sekolah. Jadi inisiatif pelajar kelas VIII sebagai senior mengajak pelajar kelas VII untuk sama sama membuat PKS. Lalu dilakukan semacam pembinaan fisik,”kata AKP Ridwan Budiarta.

Fakta lain berdasarkan pengakuan korban dan terduga pelaku, pemukulan yang nampak dalam video viral tersebut, bukan keinginan pelaku, hal itu atas permintaan para korban untuk menambah ketahanan fisik mereka. 

Sebelumnya, para korban dan terduga pelaku juga melakukan kegiatan olah raga push up hingga skot jump. Bahkan dalam video lain yang ditemukan polisi, mereka terlihat asik bercanda. 

BACA JUGA   Tokoh Pemuda Apresiasi Muhammad Husein Fadlulloh Konsisten Dorong Pembentukan WUB

“Awalnya korban dan terduga pelaku ini melakukan push up dan skot jump. Kemudian para korban minta ada tambahan untuk ketahan fisik. Makanya ada tindakan itu (pemukulan-red), setelah itu mereka nampak bercanda dulu. Seperti dalam video yang mereka simpan untuk dokumentasi,” jelas Ridwan. 

Polisi menyebut ada 16 orang yang jadi korban pemukulan, satu terduga pelaku dan satu orang perekam video. 

Proses hukum kasus perundungan ini dilakukan dengan menggandeng sejumlah lembaga, mulai KPAI, UPTD Perlindungan Anak dan Perempuan, sekolah dan BAPAS. Proses penyelesaianya dilakukan dengan diversi.

“Alhamdulillah diversi sudah berhasil, kalau bahasa masyarakatnya islah. Sejak awal semua pihak memang menginginkan islah, sebab apa yang terjadi tidak sekeras yang dibayangkan dalam video,” ujar Ridwan. Terduga pelaku dan para korban dikembalikan pada orang tua dan pihak sekolah. (Rls)

About redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *