Home / Kiprah Pemerintah / Kang Jamil : Usulan Program Penanggulangan Kemiskinan Tidak Pernah Digubris Pemkot Dan DPRD
Balekota Kota Tasikmalaya

Kang Jamil : Usulan Program Penanggulangan Kemiskinan Tidak Pernah Digubris Pemkot Dan DPRD

Kota Tasikmalaya, tasikzone.com – Jika faktanya hari ini Kota Tasikmalaya masih tetap menjadi kota termiskin di Jawa Barat (diatas Kab.Kuningan), maka konsep, program dan sasaran pembangunan selama 20 tahun Kota Tasikmalaya berdiri tidak tepat sasaran.

Dikatakan Ir Nanang Nurjamil MM kepada Tasikzone.com melalui pesan Whatsappnya, Jumat (12/03/2021)

Menurutnya, bukankah pembangunan itu esensi tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat ? Kalau faktanya masih banyak masyarakat kota Tasikmalaya yang belum sejahtera, bahkan berada dibawah garis kemiskinan, maka sasaran dan tujuan (goals) dari program pembangunan yang telah menghabiskan anggaran begitu besar selama ini tidak tercapai.

“Keberhasilan pembangunan sebuah perkotaan itu jangan dilihat dari wujud fisiknya saja, apa karena jalan “lalecir”, mall/pusat pertokoan modern dan hotel berbintang banyak berdiri, jumlah kendaraan meningkat, itu semua menjadi indikator bahwa kemiskinan sebuah kota menurun ? Belum tentu”Kata Kang Jamil

Lanjutnya, varibel faktor penyebab kemiskinan itu beragam, maka tidak bisa hanya dilihat secara kasat mata dari perkembangan infrastruktur kota yang terbangun, BPS dan Dinas Sosial harus melakukan pendataan secara riil dilapangan.

Berapa jumlah penduduk miskin berdasarkan faktor penyebanya (faktor internal atau eksternal), apalah masuk pada kemiskinan absolut, relatif, kultural, struktural, setelah diperoleh data tersebut secara valid, baru kemudian susun konsep startegi dan program penanggulangannya secara terintegrasi dan menyeluruh (holistic), riil dan tepat sasaran dan dilakukan secara terus berkesinambungan (sustainable programe) jangan sesa’at dan musiman karena penanggulangan kemiskinan membutuhkan proses waktu yang tentunya tidak sebentar.

“Sejak dua tahun yang lalu (2019) saya pernah mengusulkan kepada DPRD dan Pemerintah Kota Tasikmalaya beberapa program alternatif penanggulangan kemiskinan, antara lain program pembentukan Koperasi Melawan Kemiskinan dan Rentenir (KOWANIR) disetiap RW dengan subsidi anggaran 20 juta per-RW dari APBD, Pembentukan Kampung Usaha Mandiri (KAUM), Pengembangan dan Pemberdayaan Potensi Ekonomi Kreatif Lokal, PKKM (Pelatihan Keterampilan Kerja Mandiri), Bantuan dan Bimbingan Modal Usaha Bergulir, Dukungan dan Kerjasama Pemasaran Produk Daerah”bebernya

BACA JUGA   Hari 'Kejepit' Dan Datangi Undangan Jadi Alasan Sebagian Kantor Desa Di Singaparna Tutup

“sayangnya beragam usulan tersebut, sampai saat ini belum ada satupun yang ditindaklanjuti oleh pemerintah kota dalam bentuk implementasi program, semua masih dalam bentuk wacana, sehingga tidak jelas apa dan bagaimana sebenarnya program penanggulangan kemiskinan yang telah dan akan dilansakanak oleh pemerintah saat ini”tambahnya

Tiba-tiba saja pemkot mengklaim bahwa katanya setiap tahun pemkot telah berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 1%, sehingga dari 18% (tahun 2014) total angka kemiskinan di Kota Tasikmalaya, pada bulan Februari 2020 katanya sudah menjadi 12,71 %, apa benar angkanya seperti itu ?

Kalaupun benar, kota/kab lain juga mampu menurunkan angka kemiskinan yang lebih signifikan, sehingga kota Tasikmalaya tetap tertinggal dan masih menjadi kota Termiskin diantara kota/kabupaten di Jawa Barat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2019, jumlah masyarakat miskin di Jawa Barat (Jabar) total mencapai 3,4 juta jiwa atau setara dengan 6,9 persen dari total jumlah penduduk Jawa Barat yang saat ini mencapai 48,68 juta jiwa, dari jumlah tersebut berdasarkan data BPS 2019, sebanyak 84.200 jiwa penduduk miskin ada di Kota Tasikmalaya. Ini menjadi tantangan berat bagi siapapun walikota Tasikmalaya kedepan.(rian)

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *