Oleh Rifyal Luthfi MR
Menurut kamus bahasa, different merupakan kata sifat atau adjective. Different memiliki arti beda atau berbeda, dan tentu saja banyak digunakan pada kalimat bahasa inggris. Biasanya kata different juga diartikan perbedaan atau membedakan padahal kata-katanya tidak dapat ditukar seperti demikian. tidak sama atau berbeda.
Different menurut persfektif penulis adalah sebuah prinsip untuk menjadikan diri ini berbeda dengan kebanyakan orang dalam mengarungi kehidupan di dunia dan tentunya untuk bekal nanti di Akhirat. Maksudnya berbeda dalam hal ini adalah berbeda dengan meningkatkan potensi keunggulan dan kelebihan yang dimiliki oleh kita, tentunya dalam hal yang positif dan juga bermanfaat bagi seluruh makhluk di muka bumi.
Hidup di tengah zaman yang berjiwa (zitgeist) kompleks dan chaos/kacau ini mempersyaratkan kita untuk terus melakukan hal yang positif serta mau terus belajar. Belajar mulai dari yang sederhana dengan cara mengetahui dan mengingat sampai dengan belajar yang memungkinkan berkembang dan lahirnya kreativitas. inilah yang disebut dengan kita sebagai orang yang berbeda dengan yang lain.
Dengan belajar, akan membuat kita makin merasa atau rasa-rumasa. Kita dituntut untuk merasakan kekurangan diri, merasakan tugas diri sebagai manusia dan khalifah di muka bumi, merasakan diri sebagai hamba Allah swt. yang tugasnya beribadah.
Kita ketahui bahwa masa lalu adalah sebuah sejarah, masa sekarang adalah sebuah kenyataan dan masa depan adalah sebuah misteri yang penuh dengan pengharapan. Oleh kerenanya dengan belajar dari sejarah, maka akan bisa memperbaiki kesalahan dimasa lampau.
Bagaimanapun juga sejarah pasti akan mencatat setiap peristiwa; tertulis maupun tidak. Setiap orang yang melihat akan memberi persaksian kepada generasi selanjutnya tentang apa ia saksikan pada zamannya; peristiwa, tokoh, kepahlawanan, keadilan, kecerdasan, kebodohan, keberanian, kepengecutan dan lain sebagainya. Catatan sejarah manusia tidak akan pernah sepi dari berbagai kejadian dan kumpulan cerita kehidupan.
Hingga kini, tercatat beberapa nama yang menjadi simbol dari sebuah karakter. Misalnya,dalam kepemimpinan; Nabi Muhammad, dalam keadilan; Umar Bin Khatab, dalam kelembutan; Ahnaf, dalam keberanian; Antarah, dalam kecerdasan; Iyas bin Muawiyah, dalam kedunguan; Habannaqah, dalam syair; Al-Mutanabbi, dalam kebagusan; Nabi Yusuf, dalam kesabaran; Nabi Ayyub, dalam kebohongan; Musailamah, dalam kemunafikan; Abdullah Ibnu Ubay, dalam hikmah dan kebijaksanaan; Luqman, dalam hadits; Al-Bukhari, dan dalam Tasawuf; Al-Junaid.
Di saat hidupnya, mungkin mereka tidak pernah mengira bahwa sosoknya akan dijadikan simbol sebuah sifat tertentu. Mereka menjalani hidup sesuai alur pikiran masing-masing. Tidak ada niat untuk dijadikan sebagai percontohan orang-orang sesudahnya. Tapi kemudian sejarahlah yang mengabadikan namanya, dan tentunya itu semua adalah kehendak dari Yang Maha Kuasa.
Kita semua pasti akan menjadi bagian sejarah di masa depan. Saat generasi telah berganti; saat jatah hidup dimakan usia, saat umur berlalu mengiringi waktu, saat jarak terpaut begitu jauh dengan masa kehidupan kita saat ini. Saat itulah generasi baru akan bercerita tentang kakeknya, pamannya, bapaknya atau seseorang (yang mungkin itu saya atau anda) yang pernah diceritakan orang kepadanya.
“Dan begitulah masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)” (Q.S. Ali Imran: 140)
Adalah hal yang tidak mungkin mengubah catatan sejarah yang telah tertulis dan diabadikan oleh zaman. Yang bisa dilakukan adalah merancang sejarah diri sebaiknya-baiknya. Apa yang kita inginkan menjadi citra diri masa mendatang bisa dituliskan sejak saat ini.
Saya teringat sebuah nasihat; ”Ukirlah kenangan, lukislah sejarah, dan jalanilah hidup dengan cara terbaik. Bagaimana engkau menjalani hidup, begitu pulalah kesan orang-orang disaat kematianmu”
Berbeda dengan yang lain adalah suatu keniscayaan, janganlah mengikuti apa-apa yang kita tidak pernah tahu arah dan tujuannya. Namun ketika suatu perbedaan dalam diri ini adalah sebuah rahmat dari Allah, maka pergunakanlah perbedaan itu untuk membuat makhluk di muka bumi ini merasa nyaman dengan kehadiran kita, merasa adil dengan kepemimpinan kita, merasa aman dalam perlindungan kita dan merasa bangga atas rasa kasih sayang dan cinta kita kepada mereka.
Hasbunallah Wani`mal wakil