Oleh: Rifyal Luthfi MR
Jika kita perhatikan dengan seksama, bahwa dalam tubuh kita tidak hanya beberapa sel saja, namun dalam tubuh kita terdapat bermilyar-milyar sel, dan bayangkan setiap sel bernyawa. Jadi di dalam tubuh kita bermilyar-milyar nyawa. Artinya bahwa semua makhluk yang ada dalam diri kita berjalan, bertugas, berfungsi, sesuai dengan apa-apa yang Allah perintahkan, hal ini dapat dijadikan sebagai sebuah pembelajaran dan sebagai wasilah untuk bertafakur atas ciptaan Allah.
Sebagai pengingat bagi kita, bahwa salah satu makhluk Allah yang ada dalam bagian dari tubuh kita untuk ditafakuri adalah yang beruban. Kenapa dengan uban?
Rambut yang beruban di kepala kita kadangkala memang kita ingin menghilangkannya, mencabutnya, atau mengganti warnanya dengan warna lain. Uban sering kali menjadi masalah bagi sebagian orang mengingat warna dan sifatnya yang sangat mengganggu, banyak yang merasakan bahwa uban membuat penampilannya tua dan terkesan kurang rapi. Apalagi jika uban tumbuh diusia muda. Bahkan uban menjadi penyebab rasa gatal yang amat sangat didaerah kepala.
Namun alangkah bagusnya jika setiap tindak-tanduk kita didasari dengan ilmu agar kita tidak sampai terjerumus dalam kesalahan dan dosa. Sebuah petuah dari Mu’adz bin Jabal yang harus senantiasa kita ingat yakni:“Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan berada di belakang ilmu.” (Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni)
Jadi dalam masalah uban ini, marilah kita ikuti petunjuk syari’at Islam yang suci nan sempurna. Dengan mengikuti petunjuk inilah seseorang akan menuai kebahagiaan. Sebaliknya, jika enggan mengikutinya, hanya mau memperturutkan hawa nafsu semata dan menuruti perkataan manusia yang mencocoki hawa nafsu tanpa ada dasar dari Rasulullah saw., niscaya orang seperti ini akan binasa.
Firman Allah swt. :“Dan jika kamu ta’at kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.” (QS. An Nur: 54)
Al-Baihaqi membawakan sebuah pasal dengan judul “larangan mencabut uban”. Lalu di dalamnya beliau membawakan sebuah hadits dari ‘Abdullah bin ‘Umar. Bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Uban adalah cahaya bagi seorang mukmin. Tidaklah seseorang beruban walaupun sehelai, dalam Islam melainkan setiap ubannya akan dihitung sebagai suatu kebaikan dan akan meninggikan derajatnya.” (HR. Al Baihaqi)
Tumbuhnya uban di kepala juga karena faktor usia yang merupakan isyarat bahwa dengan bertambahnya umur sesungguhnya saat ajal sudah bergerak mendekat meski hal ini tidak berarti seseorang akan segera meninggal dunia. Bisa jadi saat kematian masih relatif lama.
Hal yang perlu diketahui oleh seseorang yang sudah mulai tumbuh uban di kepalanya adalah bahwa uban itu sesungguhnya merupakan “nur” atau cahaya baginya sebagaimana disebutkan dalan hadits Rasulullah saw. :“Berubahnya rambut seorang Muslim merupakan cahaya baginya.”(HR. Tirmidzi dan Nasai)
Begitupun pada zaman sekarang, seorang ilmuwan spanyol bernama Ismael Galvan, di tahun 2012 melakukan penelitian tentang uban, dan hasilnya mencengangkan. Dia menyatakan bahwa; “seseorang yang memiliki uban akan sehat dan berumur panjang. Pada manusia melanin seperti pada kulit, rambut dan bulu merupakan jenis yang sama. Hal ini membatasi pengetahuan pada konsekuensi fisiologi figmentasi. “Ucapnya.
Maksud dari pernyatan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa uban menjadi tanda absennya melanin yang berarti juga kondisi tubuhnya dalam keadaan sehat.
Jadi uban di kepala bukan sekedar fenomena biologis biasa yang akan dialami manusia pada umumnya dalam kehidupannya, tetapi di balik itu merupakan isyarat teologis agar seseorang mulai menghindari sebanyak mungkin dosa-dosa kecil apalagi dosa besar. Oleh karena sedemikian penting makna uban di kepala, maka tidak selayaknya rambut putih itu sengaja dipadamkan cahayanya dengan mengembalikannya ke warna asli atau hitam.
Bersyukurlah dengan rambut beruban, karena selain dapat dijadikan sebagai pengingat bahwa ajal sudah bergerak mendekat dan lantas kita bertaubat, tetapi juga sebagai cahaya bagi siapa saja yang memilikinya.
Semoga dengan tulisan yang sederhana ini menjadikan kita sebagai makhluk yang haus akan mengkaji ayat-ayat-Nya. sehingga Mudah-mudahan Allah swt. senantiasa memberikan kemudahan dan keistiqomahan kepada kita dalam mentafakuri ciptaan-Nya. Amiin.
Hasbunallah wani`mal wakil