Home / Opini / Chaoskah di Sekitar Kita?
Chaoskah di Sekitar Kita

Chaoskah di Sekitar Kita?

Oleh Rifyal Luthfi MR.

Secara umum  chaos adalah suatu fase kekacauan  yang  terjadi pada sistem keseimbangan-keteraturan yang dinamis, mengikuti suatu pola atau hukum alam; yang berulang-ulang atau kontinu atau dengan kata lain, suatu feedback mechanism system dari teratur menjadi tidak teratur, sebaliknya dari kacau menjadi tidak kacau.

Kejahatan, kerusuhan, konflik sosial, polemik intelektual, bencana alam, endemik penyakit adalah wujud chaos. Fase chaos dan tidak chaos menjadi fase nyaman dan tidak nyaman; damai dan tidak damai; beradab dan tidak beradab; dan seterusnya. 

Pertanyaannya apakah keadaan saat ini dikita seperti chaos?,
Ya, bagi mereka yang keadaan status quo, penikmat kekayaaan, koruptor, hipokrat, penggila jabatan dan sebagainya merasakan sebagai chaos, karena keadaan dan keberadaannya digoncang, diusut, diaudit, diadili, sampai dipenjarakan. Praktek mafia yang memonopoli dan merugikan masyarakat dan negara, bahkan sebagian institusi-institusi atau organisasi yang nota bene berlatang belakang pendidikan, kesehatan, dan lain sebaginya dijadikan sebagai money oriented.

Terjadi sekarang konflik bathin maupun konflik sosial, pertarungan antara kaum status quo dengan pembaruan; baik dalam masyarakat, elit politik, pemerintahan, aparat negara, maupun ranah yang lainnya termasuk pendidikan; pertarungan atau konflik timbul kepermukaan dalam media sosial berupa hoax perang informasi atau dengan ghibah yang dapat menghancurkan ukhuwah islamiyah.

Chaos menjadi keharusan yang dihadapi oleh kita semua yang ingin menginginkan kemajuan dan kesejahteraan, dan menjadi masyarakat yang damai, merasa adil dan ada dalam ketentraman.

BACA JUGA   Pemkot Tasik Harus Serius Tangani Banjir

Kita jangan menjadi orang yang apatis atau acuh tak acuh yang membiarkan kekacauan di negeri ini sehingga tidak bisa terkendalikan dan menjadi penyakit kronis yang dapat menghancurkan seluruh tubuh, sebagaimana keterangan dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)

Dalam hadits tersebut tentunya kita tidak boleh membiarkan kekacauan ini terjadi di sekitar kita, timbulnya kekacauan ini adalah karena akar dari kemungkaran, maka dari itu kemungkaran mesti dihancurkan, baik dengan tangan kita (kekuasaan), dengan dakwah maupun dengan hati berupa do`a yang dipanjatkan kepada Sang Maha Pemberi Hidayah.

Dan akibat terjadinya chaos yang masif adalah hancurnya persaudaraan, kerdilnya keadilan, nampaknya kegalauan dan tentunya tinggal menunggu kehancuran. Naudzubillah.

Kita berharap  keadaan  “chaos” yang terjadi  saat ini, tidak menjadi masif dan berpanjangan, tetapi bisa dijadikan sebuah pembelajaran oleh kita semua dalam rangka memperbaiki kehidupan dimasa yang akan datang, bagi orang yang beriman tentu hikmah di dalamnya sangat besar dan bermanfaat.

Ingatlah Dunia ini seperti kampus tempat orang berdebat, tetapi pada akhirnya berujung pada satu ruangan, yaitu ruang ujian, yang mesti mempertanggungjawabkan segala sesuatunya selama menjalani proses pendidikan.

Hasbunallah wani`mal wakil

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *