Tasikzone.com – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kabupaten Tasikmalaya dan Polres Tasikmalaya turun tangan, terkait Vidio aksi perundungan pelajar berseragam Sekolah Dasar beredar luas melalui pesan WhatsApp, Senin 28 Maret 2022.
Pihak KPAI Kabupaten Tasikmalaya menelusuri lokasi video viral yang disinyalir terjadi disalah satu Kecamatan di Tasikmalaya.
“KPAID memang menerima laporan bahwa ada kejadian disalah satu kecamatan dan viral. Ada unsur kekerasan antara anak dengan anak. Kita coba mencari tahu, dan mendalami, apakah ini betul di Kabupaten Tasikmalaya, titiknya dimana, kita harus telusuri terlebih dahulu,”kata Ato Rinanto, Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, ditemui di Mapolres Tasikmalaya, Senin (28/03/2022)
Lanjutnya, Di dalam video yang beredar tersebut ada anak laki-laki yang melakukan perundungan kepada anak perempuan.
“Saat ini masih didalami oleh KPAID, Video ini, pertama kali viral melalui unggahan grup WhatsApp yang di unggah di status WA salah satu warga,” tuturnya.
Kapolres Tasikmalaya AKBP Rimsyahtono SIK MM CPHR mengatakan, anggota nya tengah melakukan penyelidikan terhadap beredarnya video viral tersebut di media sosial.
“Anggota kami sudah mendapatkan informasi ini, langsung kami dalami dulu. Mohon waktu, mudah-mudahan dalam waktu dekat kami sudah bisa menentukan apa yang akan kami lakukan,”Kata Rimsyah.
Menurutnya, apalagi dalam kasus video viral ini, diduga melibatkan anak dibawah umur, jadi harus ada perlakuan khusus..
Dirinya mengimbau, kepada orang tua, dan guru tolong diawasi anak-anaknya, diawasi dengan benar dan perlakuan terhadap anak itu harus benar.
“Kita sudah sering menangani kasus seperti ini, dan InsyaAllah anggota kami sudah bisa menangani nya,” ungkapnya.
Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Dian Pornomo SIK MH menambahkan, sampai saat ini belum ada laporan ke Satreskrim terkait dengan video viral tersebut. Meski demikian, pihaknya akan proaktif mendalami kasus kekerasan dilingkungan sekolah.
“Namun kita akan proaktif untuk turun mendalami kebenaran kasus tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Cigalontang Zalkaf mengungkapkan, sebenarnya pertama kali muncul informasi soal video tersebut dari masyarakat. Kasusnya sudah diselesaikan secara islah tetapi videonya beredar.
Pihaknya juga menyayangkan pihak sekolah yang dianggap lalai mengawasi anak didik hingga terjadi peristiwa tersebut.
“Jadi sudah ditangani, kedua belah pihak keluarga laki-laki dan perempuan juga sudah islah. Ini terjadi karena ada sedikit kelalaian dari pihak sekolah,”tandasnya menyampaikan