Kota Tasikmalaya, tasikzone.com-Banprov jabar untuk dampak pandemi Covid-19 diprediksi akan menimbullan masalah kecemburuan dan kondlik sosial, masalahnya berawal dari :
(1) pihak yang memberikan data dari ekonom unpad dan Bappeda Provinsi, terlalu terburu-buru, bahwa data jumlah penduduk miskin baru yg terkena dampak covid-19 di jawa barat itu hanya 1 juta penduduk,
(2) Kurangnya sosialisasi ke masyarakat,
(3) Koordinasi jumlah kuota yang tidak pasti untuk setiap daerah kab-kota,
(4) pemahaman RT,RW, lurah dan camat menjadi berbeda karena informasi yg sampai tidak jelas,
(5) Data Penduduk Miskin (Pra Sejahtera) di Daerah kota Tasikmalaya yg tidak siap dg data yang Update.
Akibat dari semua itu, maka diprediksi akan menimbulkan gejolak sosial baru ditengah masyarakat.
Dikatakan Oleh Ir Nanang Nurjamil Pemerhati Sosial Kepada Tasikzone.com Selasa (07/04/2020)
“Untuk kota Tasikmalaya saja ternyata hanya 20.000 kuota, kalau dibagi rata saja ke 904 RW, maka setiap RW hanya 22 orang yang akan mendapatkan bantuan paket” bebernya
Lanjut Kang Jamil, sementara persepsi di masyarakat bahwa semua warga masyarakat yang terkena dampak langsung pandemi covid-19 akan mendapatkan bantuan.
Kalaupun gubernur berharap kekurangannya dibantu oleh daerah, harapan itu juga membutuhkan waktu dan kesiapan anggaran yang tentunya tidak mudah bagi setiap daerah, termasuk di Kota Tasikmalaya.
“Maka menurut saya ini harus dievaluasi dulu, jangan dulu didistribusikan, kalau memang dipeediksi kuat akan menimbulkan gejolak sosial lebih tidak usah didistribusikan” pungkasnya.(rian)