Tasikmalaya, TZ – Muhammad Tegar Islami, pria yang lahir di Tasikmalaya pada tanggal 08 September Tahun 1999, yang merupakan anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Annas Faturrochman dan Zezi Faturochman mengawali kegiatan positifnya di dunia otomotif balap motor.
Tegar merupakan seorang siswa di SMK Negeri 2 Tasikmalaya kelas XI jurusan Mesin Perkakas (MP) itu, termasuk salah satu murid bernyali tinggi, dimana ia sangat menyukai tantangan yang bernuansa ekstrim, kecintaannya terhadap balap motor kala itu harus terhenti, yang pada akhirnya mimpi dia untuk menjadi seorang pembalap profesional harus terpupus oleh keadaan.
Walaupun mimpi yang ia cita-citakan itu seakan-akan telah sirna yang terhembus oleh angin, akan tetapi dirinya tidak patah arah untuk meraih kesuksesannya sebagai seorang atlet. Kini ia beralih ke cabang olahraga tinju dan bergabung di “Saga Boxing Camp” di bawah pimpinan Ais Rais.
“Untuk mengisi waktu luang sepulang sekolah, daripada main-main gak jelas kan sayang waktunya terbuang percuma”ungkap tegar kepada tasikzone.com saat di temui di kediamannya, Sabtu (10/12/2016).
Di Saga Boxing Camp, Tegar baru bergabung sejak bulan agustus lalu dan ia merupakan atlet junior yang terpilih untuk tampil di Pekan Olahraga Kota (Porkot) Tasikmalaya mewakili Kecamatan Tawang, yang akan di laksanakan di Gor Sukapura Dadaha pada tanggal 12-17 Desember mendatang.
“Untuk mengalihkan kegiatan yang negatif ke hal yang positif, kalau ribut di jalanan kan tidak akan dapat apa-apa. Beda kalau tarung di dalam ring, ya minimalnya kita bisa dapat penghargaan. Saya menggemari petinju legendaris asal Amerika berkulit hitam Mike Tyson, semoga saja saya bisa mengikuti jejak karirnya”paparnya.
Dukungan dari kedua orang tua dan orang-orang terdekatnya, yang menjadi penyemangat tersendiri bagi dirinya. Karena menurutnya, dia tidak akan bisa terlepas dari sosok mereka “Bangga sekali, bahkan saya jadi lebih siap untuk mengikuti pertandingan nanti”terangnya.
Annas Faturrohman ayah Tegar, tidak pernah mengekang setiap keinginan anak, karena dia memahami, terkadang anak mempunyai titik jenuh dan yang paling penting itu kegiatan yang positif “bagi saya kemenangan itu bukan hasil akhir, akan tetapi lebih kepada proses perjuangan sang anak”katanya.
Untuk itu ia berharap, agar pemerintah dapat memberikan fasilitas yang layak, sebagai bentuk apresiasi dengan kreativitas anak muda “ada ruang khusus dan tempat untuk kegiatan, jadi anak-anak lebih bisa bebas berekspresi di bidang apapun itu”harapnya.
Hal senada di katakan Zezi Faturrohman yang tak lain Ibunda dari Tega, yang merasa bangga dengan keinginan yang kuat dari sang anak, walaupun nanti apa hasilnya, tidak akan pernah ia permasalahkan. Karena ini menjadi awal bagi dia, sebagai bentuk uji mental.
“Kita sebagai orang tua selalu mensuprot apa yang menjadi keinginan anak, dan tak lupa kita selalu mendoakannya. Mudah-mudahan ini menjadi awal dia untuk meningkatkan prestasi”tandasnya.(doel)