Oleh: Rifyal Luthfi MR
Pencak silat merupakan warisan budaya nenek moyang. Keberadaannya saat ini harus dilestarikan. Oleh karena itu, dalam bela diri pencak silat pun terkandung seni budaya para leluhur. Hal yang berkaitan dengan seni, antara lain unsur adat, tradisi, hingga filsafat. Hal itu menjadi penyebab perbedaan gerakan silat antara suatu daerah dengan daerah lainnya di tanah air ini. Dan kebanggaan tersendiri ketika pencak silat dalam turnamen bergengsi yang bernama Asean games tahun 2018 sudah merampungkan seluruh perebutan emas di Asian Games, dengan bangga Indonesia mengoleksi 14 medali emas dan satu perunggu dari 16 nomor pertandingan. Selamat…You`r the best!
Setiap kali disebut bela diri, entah mengapa selalu saja tergambar dalam benak kita tentang sesuatu yang berhubungan dengan kecakapan dan kemampuan olah fisik semata. Padahal sejatinya bela diri dapat diartikan dan difahami dengan lebih luas lagi sebagai segala upaya, usaha dan tindakan yang dilakukan seseorang untuk menajaga dan mempertahankan eksistensi dirinya.
Dengan demikian, bela diri tidaklah terbatas pada penguasaaan atas keahlian seni bela diri tertentu saja. Seluruh pendidikan baik formal maupun non formal yang telah dan sedang dijalani dapat pula dikategorikan sebagai bela diri.
Uniknya Islam mengamanatkan kapada orang tua agar mengajari anak-anak mereka dengan keahlian-keahlian khusus, di antaranya memanah, menunggang kuda, dan berenang. Berdasar hadist dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: “ajarkanlah anak-anak kalian renang, melempar dan ajari kaum wanita kalian memintal”(HR. Buchori Muslim). Dan Tentu saja hal tersebut tidak termasuk dalam salah satu cabang bela diri manapun.
Islam sebagai ajaran mulia, sempurna, dan menyeluruh tak luput memberikan jalan keluar untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan-terburuk yang disebabkan oleh anasir-anasir jahat. Begitu pula dalam membela diri, islam telah mewajibkan setiap pemeluknya menuntut ilmu sebagai sarana pendidikan diri agar tidak tersalah dalam menjalani kehidupan dunia yang akan menyebabkan kecelakaan menuju akhirat.
Kita mengambil pelajaran dari pencak silat terkait strategi bagaimana kita menangkis kejahatan-kejahatan dalam kehidupan.
Di antaranya dalam prinsip silat, yakni: 1) Seorang pesilat tidak berbuat hal-hal yang dapat mencela diri sendiri, artinya dalam menjalani kehidupan kita tidak mendholimi diri sendiri, apalagi mendholimi orang lain, 2) Tidak memancing keributan artinya kita sebagai muslim, sejatinya mesti menjaga pikiran, perkataan dan perbuatan agar terhindar dari prilaku yang tidak bermanfaat bahkan pembicaraan yang menyebabkan fitnah sekalipun, 3) Pembelaan diri merupakan prinsip utama dalam pencak silat artinya dalam menjalani kehidupan kita mesti menggunakan prinsip, Ta`aruf, Tafahum, Ta`awun dan Takaful, yakni saling mengenali karakter, memahami, menolong dan saling manjaminkan, artinya kita tidak hanya mebela diri sendiri namun juga harus saling menjaga satu sama lain, karena orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain. (HR. Muslim), 4) Tidak mencari musuh, artinya hindarilah permusuhan kapanpun dengan siapapun termasuk semua makhluk dimuka bumi ini, karena prinsipnya jika kita menyayangi makhluk di bumi, maka penghuni langit akan menyayangi kita, 5) Tidak pernah mundur apabila ada tantangan. Artinya jangan menyerah untuk membela kebenaran dan keadilan terutama tantangan yang menghadang dihadapan kita, namun bisa juga dijadikan sebuah prinsip dengan mundur selangkah untuk maju seribu langkah dengan persiapan yang lebih maksimal. Dengan kata lain “Caina Herang Laukna Beunang”, 6) Tidak boleh menyerang terlebih dahulu, bahkan harus menghindari perselisihan. Artinya mesti menghindari berbagai konflik dari berbagai sudut untuk kemudian berusaha sampai tidak menjadi kerusuhan atau perseteruan yang menimbulkan perpecahan dan kehancuran.
Itulah selintas sebuah bagian prinsip dari pencak silat yang dijadikan sebagai sebuah pelajaran bagi kita sejatinya dalam mengarungi kehidupan di bumi ini. Meskipun demikian, dalam praktiknya ada beberapa hal penting yang mesti diperhatikan bagi para praktisi, penggiat, peminat, atau sekadar penikmat pertunjukkan bela diri, yakni Pencak silat merupakan keterampilan dan ilmu mengenai pola gerak bertenaga yang efektif, indah, dan menyehatkan tubuh. Selain itu, setiap gerakan dijiwai budi pekerti luhur berdasarkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan tujuan utama membentuk ketahanan diri dan memupuk rasa tanggungjawab sosial.
Akhirnya saya sampaikan bahwa secara substansi bukan olah raga apa yang mesti kita pelajari, namun Rasulullah juga sudah memberikan gambaran dalam sebuah haditsnya dan itupun mesti diinterpretasi secara teologi, estetis dan teleologis. Secara substansi pula bukan dilihat dari jenis olah raganya tetapi pelajaran apa yang dipetik dari permainan atau olah raga tersebut sehingga bisa dijadikan bekal untuk kehidupan dimasa yang akan datang tentunya di Akhirat kelak.
Hasbunallah wani`mal wakil.