Oleh: Rifyal Luthfi MR.
Pramuka adalah sebutan bagi setiap anggota Gerakan Pramuka, nama tersebut mempunyai akronim Praja Muda Karana, artinya adalah warga muda yang suka berkarya.
Berkarya yang dimaksud adalah setiap anggota Pramuka suka berinovasi, kreatif, imajinatif, pada tataran skill, etis, estetis dan teleologis terutama berkarya dalam meningkatkan progresifitas dirinya melalui kegiatan-kegiatan pendidikan kepramukaan yang bermanfaat dan bernilai baik dengan menggunakan prinsip dasar dan metode kepramukaan.
Mengawali tulisan ini juga saya akan membuat perumpamaan atau analogi sebuah kitri, yakni sebagai lambang Gerakan Pramuka yang secara filosofi adalah cikal bakal dari sebuah pohon kelapa yang tumbuh menjulang tinggi ke atas, salah satu pohon tertinggi di muka bumi, gagah posturnya dan kuat pondasinya. Mulai dari akar, batang, buah, serabut, tempurung, sampai daunnya semuanya bisa dipergunakan untuk kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari, tumbuh diberbagai tempat panas, dingin, kering dan berair, artinya pohon kelapa itu kemanfaatannya sangat luar biasa tiada sia-sia atas keberadaannya dan bisa bertahan hidup dimanapun serta dalam kondisi apapun.
Kemanfaatannya itu bisa kita lihat seperti akarnya dipergunakan untuk obat-obatan, batang kayunya dipergunakan untuk bahan bangunan, kursi, meja, lemari dan yang lainnya, buahnya bisa dijadikan berbagai macam makanan, tempurungnya bisa dijadikan peralatan rumah tangga, serabutnya dijadikan berbagai kerajinan tangan dan daunnya pula bisa dijadikan janur yang biasa kita saksikan dalam acara-acara pernikahan atau bisa juga untuk membuat ketupat yang sering kali kita jumpai pada waktu lebaran, yang ikatan dan simpulnya tersebut mempunyai makna, yakni merupakan simbol eratnya tali silaturrahim sesama muslim. Saking besar kemanfaatannya, maka Gerakan Pramuka pun menjadikan cikal atau tunas kelapa ini sebagai lambangnya.
Pertanyaan buat kita, sudah kita bermanfaat bagi orang lain dan alam sekitar? Jangan-jangan kita sudah kalah telak dengan manfaatnya pohon kelapa? Sedangkan Sabda Rasulullah saw. bahwa: “Sebaikbaiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Thabrani dan Daruquthni). hal ini mengingatkan bahwa seorang Pamuka haruslah berguna dan bermanfaat disetiap waktu dan tidak ada hal yang sia-sia ketika melakukan sesuatu.
Perumpamaan Silhouette (bayangan) Tunas kelapa yang dikenal dengan nama kitri tersebut sebagai lambang dari Gerakan Pramuka yang genap pada tanggal 14 Agustus 2018 hari ini berusia 57 tahun. Secara filosofis tunas kelapa ini adalah embrio atau cikal bakal yang akan menjadi pohon kelapa.
Yang maknanya adalah bahwa kader Pramuka dididik, dilatih, dibekali, dibimbing, diarahkan, diadvokasi dan dibentuk untuk bermetamorfosis secara evolusi, beradaptasi secara islami, dan merubah pola pikir serta prilaku secara konsistensi dalam rangka mempersiapkan dirinya agar menjadi seperti pohon kelapa yang menjadikannya dapat bermanfaat bagi dirinya maupun bagi yang lainnya, tidak mudah tumbang, kuat mental spiritual, kokoh akhlaknya, dan kemanfaatannya tidak untuk sesama manusia saja, tetapi seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini.
Secara kongkrit implementasi untuk kebermanfaatan umat oleh anggota Pramuka adalah mensyukuri nikmat-Nya dengan cara menebarkan kebaikan dan berbagi kebahagiaan melalui santunan, pembinaan secara ikhlas, membina dan melatih dengan penuh kesabaran, tolong-menolong dalam kebaikan dan melakukan hal yang terbaik dari hari ke hari. Tentunya bukan dilihat dari seragam yang serba mewah ataupun atribut yang segala di tempel, namun kebaikan itu timbulnya dari kesadaran diri melalui hati yang ikhlas karena Allah ta`ala.
Melalui tulisan ini di hari ulang tahun Gerakan Pramuka yang ke 57 mudah-mudahan para kader Gerakan Pramuka akan mengingat janji satya dan bakti darma yang ada pada pundaknya. karena janji yang diucap adalah bentuk perjanjian kita kepada Allah ta`ala. yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Tanamkan bahwa hari kemenangan akan tetap menyertai kita meskipun pembinaan terhadap peserta didik telah berakhir ditelan waktu, kemenangan tersebut akan bisa diraih jika kita selalu senantiasa melakukan pembinaan dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan serta hal yang paling fundamental adalah prinsip kita dalam membina yaitu, “Minal lantik Ila lahdi” artinya membina itu tidak akan ada akhirnya jika untuk menuju ke arah kebaikan, yakni “mulai dari pelantikan sampai liang lahat” karena tidak ada yang namanya purna Pramuka, mantan Pramuka, Pramuka kadaluarsa atau bekas Pramuka.
Maka sejatinya para pembina dan pelatih harus mempunyai prinsip pembinaan tersebut, karena dengan prinsip tersebut disertai dengan keyakinan, penyerahan diri kepada Allah, InsyaAllah apa yang kita lakukan dalam pembinaan akan menjadi amal dan akan terus mengalir pahalanya meskipun kita sudah meninggal dunia, yakin Ilmu yang bermanfaat yang kita berikan, bahkan do`a anak didik kita yang tentunya sholeh akan terus mengalir pula, artinya melalui pembinaan disertai dengan ruh keislaman, kita jadikan sebagai salahsatu sarana untuk menuju ke surganya Allah swt. In sya Allah!
Salam Pramuka…!
Hasbunallah wanimal wakil