Home / Opini / Solusi Susah Dan Sulit (S3)
Solusi Susah Dan Sulit (S3)

Solusi Susah Dan Sulit (S3)

Penulis Oleh : Rifyal Luthfi MR

Bismillah…Sesungguhnya orang yang berakal lagi bijak adalah orang yang dalam prinsip hidupnya tidak pernah mengharapkan pertolongan orang lain. Oleh karena itu, dia tidak pernah membangun sikapnya atau mengambil keputusannya dengan mengandalkan bantuan dari orang lain.Karena sesungguhnya manusia itu mempunyai batasan dalam bersolidaritas dan bermu`amalah dengan sesamanya.Ingatlah juga yang selalu mendatangkan kesusahan dan kesulitan, kegelisahan serta kesedihan adalah diantaranya bangkrut perusahaan, hancurnya karir, dan banyaknya utang atau kefakiran yang melarat lagi membinasakan. Oleh karena itu Nabi Muhammad saw. dalam do`anya memohon perlindungan dari hal tersebut: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran.” Dalam sebuah atsar disebutkan: ”Hampir saja kefakiran itu menjerumuskan ke dalam kekafiran.”

Sesungguhnya orang-orang yang menangisi lenyapnya harta mereka, jabatan mereka, kehormatan mereka dan keadaan tersebut menjadikannya kesusahan serta kesulitan, sehingga lahirlah kefakiran dan banyaknya berutang, tetapi tidak pernah menyesali atau bersedih karena berkurangnya kadar keimanan dan ketaatan kepada Allah swt., maka kelak akan mengetahui bahwa sebenarnya diri mereka adalah orang-orang bodoh yang terjerumus dalam kekafiran.

Dalam sebuah Hadits disebutkan: ”Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah.” Tangan di atas adalah pihak yang memberi dan tangan di bawah adalah pihak yang menerima atau yang meminta.Sehubungan dengan memelihara kehormatan diri dari meminta-minta, Allah Swt. berfirman:”…orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta….” (Qs. Al Baqoroh: 273)Artinya, meskipun kondisi kita dalam kesusahan dan kesulitan, tetapi janganlah kita berharap kepada Manusia agar mereka memberi rizki atau pekerjaan, karena sesungguhnya Allah swt. telah menjamin rizki, ajal dan semua urusan makhluk. Apabila yang menghidupkan, yang mematikan, dan yang memberi rizki, hanyalah Allah, mengapa harus takut kepada manusia dan segan kepada mereka.Saya telah melihat bahwa faktor yang paling banyak mendatangkan kasedihan dan kegelisahan adalah sikap bergantung pada manusia, mencari muka di hadapan mereka, menjilat kepada mereka, mencari pujian mereka, bahkan takut kepada celaan dan cacian mereka. Dan Sikap inilah yang menunjukan keminiman tauhid seseorang.

BACA JUGA   Sebuah Latihan Kesabaran

Dalam hal celaan dan cacian,dahulu presiden Amerika, Abraham lincoln, pernah mengatakan:“Aku tidak mau membacakan surat-surat yang berisikan cacian kepadaku. Bahkan aku tidak mau membuka amplopnya,terlebih lagi membalasnya, karena sesungguhnya jika kulayani hal seperti itu, tentu aku tidak dapat berbuat sesuatu pun yang berguna bagi bangsaku.” Jauh sebelum itu hal semisal telah dipesankan oleh Allah kapada Nabi-Nya: “Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. dan Sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.(Qs. Al-Hijr: 85)

Kemudian dikisahkan bahwa Hasan bin Tsabit dalam sebuah bait syairnya mengatakan: “Aku tidak akan bersedih dengan teguran sikambing pejantan (orang yang kurang ajar) atau umpatan orang yang tercela terhadap diriku.” Artinya, kata-kata orang yang suka mencela, orang yang rendah, orang yang hina lagi suka mencemarkan nama orang lain, tidak akan membahayakan dan karenanya tidak usah dihiraukan. Seorang muslim tidak layak melayaninya atau seorang yang berhati berani tidak pantas meladeninya.Terkait dengan hal tersebut solusi terbaik bagi kita adalah bersabar dan tidak melakukan perbuatan yang sama, namun harus membalasnya dengan kebaikan kita.

Tentunya kita sebagai orang yang beriman, harus meyakini bahwa Allah swt. selalu menyertai orang￾orang sabar yang rela memaafkan kesalahan orang lain. Maka bersabarlah ketika menemui cobaan, baik dalam bentuk cacian dan hinaan, kesusahan dan kesulitan, kegelisahan dan kegundahan serta bersabarlah dalam
menjalankan ketaatan kepada Allah Swt. sehingga dalam menjalani kehidupan serahkan segala urusan semuanya kepada Allah swt. “Dan barang siapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan(keperluannya).” (Qs. Ath Thalaaq:3)Dengan menyerahkan segala urusan sepenuhnya kepada Allah, menta`ati-Nya,mengikhlaskan segala sesuatu yang berharga, hilang, dan hancur dalam diri kita, maka InsyaAllah dalam menjalani kehidupan akan
tercukupi, terasa tenang dan nyaman serta terhindar dari kefakiran akal, kefakiran hati dan kefakiran harta.

Hasbunallah wani`mal wakil

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *