Penulis : Rifyal Luthfi MR
Dosen STAI Tasikmalaya
Bismillah……..Saudaraku ingatlah bahwa kelembutan bila diterapkan pada apa pun pasti akan menghiasinya, dan bila dicabut darinya pasti akan memperburuknya. Lemah lembut dalam bertutur kata,
senyum yang menghiasi wajah, dan kata-kata yang baik saat bersua, merupakan perhiasan yang dikenakan oleh orang-orang yang bahagia.
Ketahuilah saudaraku bahwa itu adalah sifat-sifat orang yang beriman. Ia bagaikan lebah yang hanya makan yang baik dan membuat hal yang baik pula. Apabila ia hinggap pada bunga, ia tidak mematahkannya.
Demikian itu karena Allah memberikan kepada sikap lemah lembut sesuau yang tidak diberikan-Nya kepada sikap kasar.
Saudaraku, kita bisa melihat bahwa di antara manusia memang ada orang-orang yang kedatangannya menjadi pusat perhatian semua orang, semua pandangan mata tertuju padanya, hati semua orang hormat kepadanya, dan jiwa semua orang merindukannya. Demikian itu mereka adalah orang-orang yang disukai semua orang sepak terjangnya, baik saat mereka bicara,saat mereka menerima dan memberi, saat mereka membeli dan menjual, maupun saat mereka bersua dan berpisah.
Sesungguhnya mendapatkan teman memerlukan seni tersendiri yang hanya dikuasai oleh orang-orang yang mulia lagi berhati tulus. Hanya merekalah yang selalu diliputi oleh kekaguman dari orang lain.
Jika hadir, mereka menebarkan kegembiraan dan kesenangan kepada orang lain, dan jika tidak hadir, mereka selalu ditanya dan didoakan kebaikan buat mereka. Sesungguhnya mereka yang berbahagia itu mempunyai panduan budi pekerti yang mottonya adalah “Tolaklah kejahatan dengan cara yang lebih baik. Jika kamu melakukan demikian, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan dia ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia (Qs.Fushshilat).
Mereka dapat menghisap kedengkian orang lain berkat kasih sayang mereka yang menggelora, sikap santun mereka yang hangat, dan pemaafan mereka yang tulus. Mereka melupakan hal yang buruk dan memelihara hal yang baik. Semua kalimat yang pedas lagi tajam tidak pernah mereka masukan ke dalam hati dan itu hanya sebatas lewat ditelinga mereka saja. Bahkan mereka buang jauh-jauh untuk tidak kembali selama-lamanya. Mereka hidup dengan tenang. Orang lain merasa aman dengan mereka dan kaum muslim merasa damai dengan mereka, “ Orang muslim yang sesungguhnya adalah orang yang kaum muslim lainnya selamat dar ulah lisan dan tangannya. Orang mukmin yang sesungguhnya adalah orang yang orang-orang
lain merasa aman dari gangguannya, baik dalam jiwa maupun harta mereka.” “ Sesungguhnya Allah telah menyuruhku untuk menyambung tali silaturrahim dengan orang-orang yang telah memutuskannya dariku, memaafkan orang yang telah menganiayaku, dan memberi kepada orang yang tidak pernah memberi kepadaku”. Mereka menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain (Qs. Al-Imron:134) .
Saudaraku marilah sama-sama membuka lebar-lebar pintu maaf kita, hiasilah keburukan dan kejelekan kita dengan kelembutan yang akan membawa kemashlahatan, kebahagiaan kehidupan dunia dan
akherat.
Hasbunallah wani`mal wakil