Sayang, rumah kita menangis
sejak detak langkahmu sirna dari detik waktu di tubuhnya hanya tersisa lengking yang dilepas hening
Siang-malam dalam doanya ia menjerit namamu
dan tak letih menyusun rupa hingga purnama
lalu berusaha tersenyum dengan lipstik
yang warnanya diambil dari kenangan
kini rumah kita menjelma rindu yang barangkali telah menggentayangi matamu seperti ingatan yang terus mencumbu
kembalilah, sayang sebelum mendung melepas hujan
dan gigilnya membekukan tubuhmu
Jember, 14 Juni 2017 Mubharok Irfan
*Mubharok Irfan adalah nama pena dari Irfan Mubarok. Alumnus PP. Nurul Jadid, Paiton-Probolinggo, asal Kec.Jenggawah – Kab.Jember. Puisi-puisinya tersebar di beberapa majalah dan koran-koran Sekolah. Aktif di Komunitas Sastra Titik Koma. Kini sedang Kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang. Email: mubharokirfan84@gmail.com Hp: 082245517753