Home / Pendidikan / Kabid Dikmen  : Popularitas Sekolah Jangan Di Perjual Belikan
kabid-pendidikan-mendasar-muhammad-dani

Kabid Dikmen  : Popularitas Sekolah Jangan Di Perjual Belikan

Tasikmalaya, TZ – Persoalan jual beli buku paket  dan Study Tour yang terjadi di salah satu sekolah favorit di Kota Tasikmalaya dan cukup membebani orang tua siswa beberapa waktu lalu, menjadi pembicaraan hangat di dunia pendidikan kota Tasikmalaya kali ini.

Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya melalui Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Kabid Dikmen), Mohammad Dani mengaku, pihaknya sudah menyampaikan surat edaran dengan anjuran agar setiap sekolah tidak terlalu membebani orang tua siswa dalam proses belajar mengajar “dinas sudah lama menganjurkan, agar setiap pendidik itu tidak menjual buku di sekolah. Yang sekiranya masih bisa di tangani di sederhanakan saja”terang dani kepada tasikzone.com di ruang kerjanya, kemarin (15/11/2016).

Tidak hanya berhenti disitu saja, ketika melakukan rapat bersamapun, dirinya sering sekali menyampaikan kepada para kepala sekolah agar hal-hal semacam itu di hindari. Bahkan kalau bisa kebijakan itu harus di hilangkan “kita sudah mewanti-wanti “ngageuingkeun” di setiap pertemuan. Setiap sekolah, baik negeri ataupun swasta untuk meminamalisir setiap kebijakan yang sifatnya berhubungan dengan orang tua siswa, apalagi yang berhubungan dengan uang”bebernya.

BACA JUGA   Dies Natalis Ke-47 STHG, Adakan Studium Generale Bersama Mahkamah Konstitusi

Meskipun sebagai referensi lanjutan dari materi-materi yang harus di dapatkan siswa, namun alangkah lebih bijaknya sebagai pendidik harus mengerti dengan keadaan setiap siswanya “jadi pimpinan dan pengajarnya yang harus lebih kreatif dan inovatif. Cukup pengajar saja yang membeli, siswa  kan bisa fhotocopy atau di tulis dalam buku. Jelas itu akan lebih ringankan”ujarnya menambahkan.

Dani menambahkan untuk study tour yang sering dilaksanakan sekolah itu di perbolehkan asal itu sudah masuk dalam RAKS Sekolah “sekolah harus menyampaikan ke orang tua murid jauh jauh hari, bahkan pas masuk sekolah tersebut harus di sampaikan kalau akan ada program study tour. Sehingga nantinya orang tua siswa tidak akan merasa terbebani dengan study tour tersebut”tambahnya.

Kalaupun ada sekolah yang memanfaatkan, sebagai ladang penghasilan tambahan dari kedua persoalan tersebut. Pihaknya akan memberikan peringatan serta pembinaan kepada yang bersangkutan “dari kedua itu paling untungnya berapa sih. Bisa cari yang lain lah, rejeki sudah ada yang ngatur. Gak etis popularitas sekolah di perjual belikan dan saya akan selidiki persoalan ini”tandasnya.(doel)

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *