Kabupaten Tasikmalaya, tasikzone.com-Figur-figur bakal calon bupati Kab. Tasikmalaya untuk ikut bertarung dalam pilkada 2021 sudah mulai bermunculan, meski masih sebatas sebar spanduk/baliho, baik dilapangan maupun di media cetak dan online.
Alhamdulillah hari ini katanya sudah ada satu bakal calon yang deklarasi di Gedung Islamic Center. Ya mudah2an disusul dengan bakal-bakal calon yang lainnya, agar mudah-mudahan tidak terjadi lagi calon tunggal seperti pada pilkada periode yg lalu. Ditanya kesiapannya untuk ikut maju berkompetisi dalam pilbup Kab. Tasikmalaya sehubungan banyak dukungan masyarakat yang disampaikan di media sosial,
Hal ini dikatakan Nanang Nurjamil kepada tasikzone.com, Kang Jamil sapaan akrabnya mengatakan Kalau memang ada yg mencalonkan saya dan dukungannya memenuhi persyaratan Untuk mendaftar di KPUD, Insya Allah saya siap. Sejak awal ketika saya ditanya oleh berbagai pihak terutama oleh para awak media,
“saya selalu mengatakan bahwa pada prinsipnya saya siap ikut bertarung dalam pilbub kab. Tasikmalaya, tetapi kondisi riilnya untuk mendapatkan dukungan yang cukup itu tidak mudah, sekalipun dari independen, apalagi maju dari partai yg katanya harus ada kewajiban “mahar politik” segala.” ungkapnya
Lanjut Kang Jamil, Kalau harus seperti itu ditambah lagi bermain politik uang, bukan hanya tidak sanggup tapi juga dirinya tidak mau. Kalau punya uang banyak daripada dipakai untuk biaya pilkada lebih baik disumbangkan untuk modal stimulan program KOWANIR (Koperasi Melawan Kemiskinan Dan Rentenir)?yang akan diusulkan ke pemkot dan pemkab Tasikmalaya dalam waktu dekat ini.
“Miris melihatnya banyak warga masyarakat yang menjadi korban jebakan dan jeratan bank emok/rentenir di kota dan kab. Tasikmalaya, atau dipakai untuk bantuan RUTILAHU dan santunan bagi para dhu’afa, yatim dan yatim piatu, merenovasi mesjid2/madrasah diperkampungan, itu kalau saya punya banyak uang.” tuturnya.
Kang Jamil Intinya kalau pilkada kab. Tasikmalaya bisa dilaksanakan sesuai aturan (normatif) dan saya mendapatkan dukungan yg cukup Insya Allah saya siap, tetapi kalaupun tidak cukup dukungan ya tidak ada masalah, dalam syariat Islam jabatan kepemimpinan itu tidak boleh diminta dan untuk berbuat baik bagi masyatakat, berpartisipasi dalam pembangunan itu tidak mesti harus jadi bupati, masih banyak cara dan jalan untuk berbuat kebaikan bagi sesama.
“Dikejar pertanyaan seputar prediksi bakal calon yang akan bisa lokos daftar ke KPUD, kang Jamil menyampaikan prediksinya hanya akan ada dua calon, satu dari partai dan kemungkinan satu dari independen, jika melihat dari bakal calon yang haru ini adh melakukan deklarasi, nanti kemungkinan besar akan ada koalisi gemuk yg terdiri dari partai-partai politik pemilik kursi banyak di DPRD, kecuali ada dua partai yg memikiki kursi cukup untuk mengusung paslon dan ketua DPPnya menolak untuk bergabung di koalisi gemuk, kemungkinan bisa 3 paslon.
“Ya kita lihat dinamikanya kedepan seperti apa, politik itu dinamis dan tidak selalu mudah diprediksi, terutama keputusan di injuri time yg biasanya unpredictable. Semoga saja terpilih calon yg terbaik, semua kembali kepada masyarakat sebagai pemegang hak pilih, selama memilih pemimpin tetap bagaimana “saweran” (ada uang ada suara) ya jangan berharap akan ada perubahan, tidak ada jaminan juga calon bupati yg sdh tidak memikirkan lagu urusan materi untuk pribadi dan keluarganya karena sudah berlimpah harta lalu dijamin tidak korupsi. Apa jaminannya ? Kalau begitu buat kontrak politik dari awal, bahwa: yang bersangkutan jika terpilih menjadi bupati selama menjabat bupati gaji bupatinya akan diberikan kepda warga masyatakat yg membutuhkan, itu langkah awal sebagai komitmen kalau memang benar sudah tidak perlu lagi materi, lalu buat pernyataan tertulis jika sudah ditetapkan menjadi tersangka korupsi dan gratifikasi oleh institusi hukum, siap mengundurkan diri dari jabatannya sebagai bupati, luar biasa kalau sanggup membuat kontrak politik seperti itu”, Papar kang jamil mengakhiri wawancaranya dengan Awak media.(rian)